Selasa, 21 November 2017

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA


Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan sanitasi, terutama didaerah perdesaan, karena faktor kemiskinan. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.
Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko.

Cara pengolahan limbah cair :
Cara pengolahan limbah rumah tangga yang pertama adalah mengelola limbah cairnya. Limbah cair rumah tangga yang berasal dari dapur dan kamar mandi tidak termasuk buangan kloset bisa diolah kembali menjadi air bersih untuk kepentingan menyiram tanaman, mencuci, menyiram kloset, dan mandi. Caranya dengan membuat saluran pengolahan limbah cair dapur dan kamar mandi sebelum dialirkan ke sumur resapan.  Cara membuat saluran pengolah limbah cair. Cara ini memerlukan saluran air kotor menuju drum tempat penyaringan sebelum diresapkan ke dalam tanah atau ditampung dalam sumur resapan.
1.      Pertama-tama siapkan dulu bahannya. Yaitu; drum, koral, kayu, ijuk, pipa paralon serta beberapa peralatan pertukangan seperti palu, gergaji, cangkul.
2.      Cara membuat bak penampungan air bekas cucian dapur dan kamar mandi tidak termasuk kloset cukup mudah. Pertama-tama buat lubang di luar dapur dengan kedalaman dan lebar kurang lebih satu meter. Di dasar lubang diberi koral dan ijuk setebal 20 sentimeter.
3.      Selanjutnya pasang drum yang dasarnya telah dilubangi sebesar masing-masing berdiameter satu sentimeter, di atas lubang yang telah diberi dasar koral dan ijuk.
4.      Selanjutnya buat saluran limbah air bekas cucian dapur dan kamar mandi menuju drum. Limbah air akan terserap ke dalam tanah menuju sumur resapan.
5.      Buat lubang sumur resapan. Dari dalam sumur resapan tersebut air tanah yang berasal dari limbah rumah tangga Anda sudah bebas dari polusi dan bisa dipakai kembali. Sebab telah mengalami tiga kali penyaringan alami, yaitu koral, ijuk, dan tanah.
6.      Anda telah berhasil mendaur ulang air limbah rumah tangga Anda sekaligus menjaga kebersihan air lingkungan sekitar.
Cara pengolahan limbah padat organik :
Cara pengolahan limbah rumah tangga kedua adalah dengan cara mengelola sampah dapat organik di rumah. Limbah padat organik adalah sampah  yang berasal dari benda-benda yang bisa diurai alam, misalkan; pembungkus daun pisang, sayuran, kulit buah-buahan, nasi, roti. Sampah ini bisa diolah sendiri menjadi kompos yang yang bermanfaat bagi tanaman dengan metode takakura. Metode takakura ini adalah pembuatan kompos rumah tangga kering tanpa menimbulkan bau. Bahan baku pembuatan kompos takakura adalah sampah dapur organik, kecuali sampah hewani yang bisa menimbulkan bau. Proses selanjutnya, begini cara membuatnya.
1.      Siapkan keranjang takakura. Keranjang ini bisa memakai keranjang plastik berongga atau yagn terbuat dari anyaman bambu atau rotan yang memiliki penutup. Lapisi dinding keranjang dengan kardus agar serangga dari luar tidak masuk ke dalam keranjang takakura.
2.      Selanjutnya, masukkan bibit kompos takakura sekitar seperempat keranjang. Bibit kompos takakura bisa dibeli di penjual tanaman. Bibit kompos juga bisa dibuat sendiri dari campuran sekam dan gabah halus yang mengalami proses peragian selama seminggu.
3.      Masukkan sampah organik seperti roti, kulit buah, sayuran sisa, atau nasi yang telah dipotong kecil-kecil kedalam keranjang takakura. Ingat, jangan ikutkan sisa daging dan tulang ke dalam keranjang sebab bisa menimbulkan bau dan mengundang serangga. Tidak harus sekaligus dalam satu waktu ketika memasukkannya. Lakukan setiap hari dan aduk bersama bibit kompos. Tutup rapat.
4.      Ketika sampah organik mencapai 90 persen terisi pernuh, ambil duapertiganya. Pindahkan ke dalam karung dan biarkan selama dua minggu sebelum digunakan sebagai penyubur tanaman.
5.      Kompos takakura terbentuk sempurna apabila tekstur sudah menyerupai tanah dengan warna coklat kehitaman dan tidak berbau.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar